THIS IS MY LIFE ! NOT YOUR LIFE ! 6 FINAL

THIS IS MY LIFE ! NOT YOUR LIFE ! 6 FINAL

Author : Resi R (shin ni rin)

Cast : Kim Sang Beom, Kim So Eun

Other cast : Jung So Min, Jung Il woo, Lee Min Ho, Park Min Young, Yoo Ah In, Park Shin Hye.

Genre : sequel, friendship

Disclaimer: Semua cerita, karakter, setting, alur, dll adalah milik dari masing-masing author. Author sama sekali tidak terkait dengan pemilik, pencipta, atau produsen dari setiap media apapun. Tidak ada pelanggaran hak cipta dimaksudkan. Untuk tokoh Kim Bum, Kim So Eun, dan artis lainnya, bukan milik author, tapi milik Tuhan, orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Author memakai mereka hanya untuk keperluan cerita.

Readers-ah annyeong ^^ sebenernya author udah gak ada niat buat beresin ff yg satu ini soalnya pengkarakteraanya (?) cukup sulit#pak dan alurnya yang acak adut membuat saya pusing sendiri ngelanjutinnya. Nah dari pada pusing-pusing ff ini aku buat langsung end aja, soalnya idenya udah buntu. Yaudah semoga kalian gak kecewa sama akhirnya. Happy reading ^^

 

PART FINAL

Kim bum mengantar so eun pulang ke rumahnya. Kim bum menghentikan mobilnya di depan pagar rumah so eun. Kim bum menoleh melihat so eun lalu tersenyum. So eun pun melihat kim bum.

“gomawo.” Ujar so eun pelan.

Kim bum tersenyum mendengar apa yang di ucapkan so eun padanya barusan.

“yasudah kalau begitu cepat masuklah, udaranya sangat dingin. Setelah itu langsung tidur.” Ujar kim bum.

So eun mengangguk lalu perlahan so eun pun membentuk sebuah senyum dari bibirnya sambil melihat kim bum. Senyum pertama kali yang ia berikan pada kim bum. Kim bum yang melihatnya tidak percaya, selama ini yang ia harapkan akhirnya terjadi juga. Kim so eun tersenyum padanya. Ah sungguh bahagia kim bum saat ini.

So eun pun hendak membuka pintu tapi….

“tunggu !” ujar kim bum. So eun berhenti lalu menoleh.

“wae?” tanya so eun.

Kim bum memegang pundak so eun lalu mengecup keningnya beberapa saat. Memberikan kehangatan tersendiri. So eun terkejut mendapati kim bum yang mengecup keningnya. Kim bum pun melepaskannya lalu tersenyum ke arah so eun.

“sejak pertama…aku menyukaimu !” ujar kim bum lantang. So eun kaget ! benar-benar terkejut mendengar pernyataan  kim bum barusan. Ia hanya menatap kim bum dengan mata yang membulat.

“wae?” tanya so eun sekali lagi.

Kim bum sadar jika barusan ia hanya berkhayal.

“ah..a..aniyo…” jawab kim bum gugup.

Tanpa berkata apa-apa so eun pun segera turun dari mobil.

“aishh hanya halusinasi.” Ujar kim bum sambil menghela nafas.

###

 

So eun melangkahkan kakinya masuk ke rumah, dilihatnya ada sang kakek yang sedang bersama yoo ah in yang baru pulang dari makam orang tua so eun.

“cucuku….” Ujar sang kakek berdiri.

Ah in hanya tersenyum lega.

So eun memandang mereka berdua.

“kakek khawatir, tadi ah in mencarimu di kampus tapi tidak ada.” Ujar sang kakek.

“so eun-ssi, kau pulang sendiri?” tanya ah in.

“seseorang mengantarku, tenanglah aku baik-baik saja.” Jawab so eun.

“ah syukurlah..” ujar sang kakek.

“aku lelah ingin tidur.” Ujar so eun segera menuju kamarnya.

Ah in hanya menunduk, merasa usahanya gagal untuk membuat so eun kembali seperti yang tuan kim inginkan.

“cucuku belum berubah….” Sedih sang kakek.

“tuan, aku akan berusaha lebih baik…percaya saja padaku.” ujar ah in.

“ne…sepertinya cucuku juga lupa jika hari ini adalah hari ulang tahunnya. Begitu menyakitkan untuknya.”

Ah in hanya menatap tuan kim iba.

###

 

“so eun-ssi, Kau ada dimana sekarang?” tanya so min dalam telpon.

“aku sudah pulang.” Jawab so eun.

“ah syukurlah…apa kau baik-baik saja?”

“ne…”

“mianhae….ini semua gara-gara aku yang selalu memaksamu, tapi aku sendiri tak percaya jika kau akan memainkan sebuah lagu dengan piano.”

“aniyo…ini keinginanku sendiri.”

“jinchayo?”

“ne…”

“ah aku senang sekali mendengarnya. Jadi kau akan bermain piano lagi?”

“…….” So eun diam berusaha meyakinkan diri.

“so eun-sii….”

“mmm…mungkin.”

“kau tahu? Aku bahagia mendengarnya…..”

“so min aku lelah…”

“oh yasudah, lebih baik kau tidur saja. Aku hanya ingin mengucapkan selamat” ujar so min di sebrang sana seraya terssenyum miris, bagaimana pun juga ia harus mengucapkannya walaupun tidak terang-terangan.

“hari ulang tahunku? Atau kematian kedua orang tuaku?” tanya so eun.

“so eun-ssi….”

“tidak apa-apa, gomawo !” so eun langsung menutup telponnya dan membuat so min kaget.

###

 

“beom-ah dari tadi kau senyum-senyum sendiri, wae? Apakah festivalnya berjalan lancer?” tanya min ho saat kim bum baru sampai.

Senyum kim bum semakin mengembang.

“ne…aku bahagia sekali hyung…benar-benar bahagia !” jawab kim bum.

“ya memangnya ada apa?” tanya min ho.

“dia tersenyum kepadaku.” Ujar kim bum bangga mengingat so eun yang tadi tersenyum kepadanya walaupun senyuman singkat.

“orang yang tak pernah tersenyum itu? Ya kan sudah aku bilang mana ada orang yang tak pernah tersenyum.” Balas min ho.

“ya hyung, tapi ini baru pertama kalinya aku melihat dia tersenyum dan ini adalah pertama kali dia tersenyum padaku. bukannya aku beruntung?” ujar kim bum.

“memangnya seperti apa wanita itu? Apa yang membuatmu benar-benar tertarik dan menyukainya huh?” tanya min ho.

“apa? Wanita? Bum-ah kau tak pernah cerita jika kau menyukai seorang wanita? Nugu?” tanya min young yang baru tiba dari dapur.

Kim bum yang mendengarnya langsung salah tingkah, begitu pula min ho yang tak seharusnya mengeraskan suara saat bicara.

“aish hyung, suaramu terlalu keras…” bisik kim bum.

“mianhae…yang bekerja adalah mulutku bukan aku.” Balas min ho.

Kim bum hanya menghela nafas.

“ya…! Nuguya?” tanya min young.

“bukan siapa-siapa noona, aku ingin tidur ya !” kim bum buru-buru kabur ke dalam kamarnya.

Sasaran min young sekarang adalah min ho.

“jadi kau dan kim bum merahasiakannya padaku?” tanya min young.

###

 

Pagi-pagi sekali ah in sudah ada di rumah tuan kim untuk mengantar so eun dan  akan mengajaknya banyak bicara. Tak lama so eun turun dari kamarnya dan melihat ada ah in yang sudah tersenyum padanya.

So eun hanya memandangnya saja.

Tanpa berkata apa-apa so eun pun segera masuk ke dalam mobil diikuti oleh ah in.

###

 

“beom-ah….” Teriak shin hye seraya berlari kecil mengahampiri kim bum yang baru saja keluar dari area parkir.

“oh…shin hye..”ujar kim bum.

“aku tidak tahu kelas music I dimana. Apa kau tahu ?.” tanya shin hye.

“music I, itu kan kelasnya so eun.” Gumam kim beom pelan.

“beom ah kau tahu?” tanya shin hye.

“tentu saja, ayo aku antar….” Jawab kim beom berjalan mendahului shin hye. Shin hye mengikutinya dari belakang.

###

 

“so eun-ssi, soal kemarin aku minta maaf. Bukan maksduku untuk…” ujar so min.

“aniyo..tidak apa-apa..” jawab so eun membuka buku not music.

“aku takut kau marah padaku.” ujar so min pelan.

“aniyo…” jawabnya.

So min menghela nafas lega.

“hey…katanya akan ada mahasisiwi baru pindahan dari jepang?” teriak seorang mahasiswa di kelas mereka.

“benarkah?” tanya yang lain.

“katanya juga akan sekelas dengan kita.” Semuanya pun menjadi ribut membicarakan soal mahasiswi baru. So eun yang merasa tak nyaman dan terganggu karena sedang mempelajari not lagu berdiri.

“wae so eun-ssi? Kau mau kemana?” tanya so min.

“aku butuh tempat sepi, disini berisik dan mengangguku.” Jawabnya.

So eun pun berjalan keluar kelasnya, dan pada saat itu juga kim bum berada di depan pintu bersama shin hye. Shin hye berterimakasih kepada kim bum dan langsung masuk ke dalam kelas, sementara kim bum langsung mengalihkan pandangannya pada so eun yang hendak keluar dari kelasnya. So eun melihat kim bum yang tengah memamerkan senyum padanya.

“so eun-ssi.” Ujar kim bum.

Sedikit so eun membalas senyumnya lalu pergi.

Kim bum menggaruk kepalanya lalu berbalik.

“so eun-ssi tunggu !” panggil kim bum seraya mempercepat langkah menyamakan langkahnya dengan so eun.

“ne ada apa?” tanya so eun.

“tidak, aku hanya ingin mengikutimu saja.” Jawab kim bum.

“apa kau tidak bosan mengikutiku, aku mau mempelajari not lagu.” Ujar so eun.

“so eun-ssi, kau akan bermain piano lagi?” tanya kim bum.

“mungkin, aku berusaha.” Jawabnya.

Kim bum tersenyum.

“ah kalau begitu jika kau sudah benar-benar mahir, aku ingin memintamu menyanyi dan bermain piano untukku sendiri.” Ujar kim bum.

###

 

Yoo ah in menjemput so eun pulang kuliah, tak sengaja ia melihat wanita yang benar-benar mirip dengan wanita yang waktu itu mengambil buku pilihannya.

“itukan…….dia…ah tidak salah lagi..” ujar ah in dan keluar dari mobilnya.

“hey kau noona !” panggil ah in.

Merasa di panggil, orang itu pun menoleh.

“tunggu, sepertinya wajahmu tidak asing..” ujar shin hye sambil berfikir.

“hey kau yang telah merebut bukuku…” ujar ah in.

“mwo? Astaga….kau masih ingat tentang kejadian waktu itu? Kau sengaja mencariku?” tanya shin hye.

“ya…siapa yang mencarimu? Dasar aneh….kau saja yang mengikutiku…” ujar ah in.

“enak saja kau….”

“lalu apa yang kau lakukan disini?”

“tentu saja aku kuliah, lalu kau sendiri? Kuliah disini juga?”

“aniyo, aku kuliah di paris bukan di korea..”

“sombong sekali…”

“shin hye-ssi…..”teriak so min yang berjalan bersama so eun

Shin hye menoleh.

“oh so min-ssi….so eun-ssi……” shin hye melambai-lambaikan tangannya.

“mwo? Jadi wanita ini teman so eun?” gumam ah in.

So min dan so eun pun mendekat ke arah mereka.

“apa yang sedang kau lakukan?” tanya so min pada shin hye.

“maaf, aku pulang duluan…” ujar so eun lalu segera masuk ke dalam mobil tanpa melihat ke arah ah in.

“oh ne ahti-hati so eun-ssi.” Ujar so min.

Ah in pun ikut masuk ke dalam mobil.

“heh? Bilangnya kuliah di paris tapi ternyata hanya supir.” Ujar shin hye.

“kau bilang apa?” tanya so min.

“oh a..aniyo..” jawab shin hye.

###

 

Malam tiba, entah kenapa so eun tidak bisa tidur. Ia pun memilih pergi ke dapur untuk mengambil minum. Mungkin setelah minum ia akan cepat tidur. Saat menuju dapur, tak sengaja so eun mendengar percakapan kakeknya di telpon dengan seseorang. Awalnya so eun tak peduli, tapi saat mengungkit 4 tahun sudah, hari ulang tahunnya dan hari kematian orang tuanya so eun memilih berdiri di depan pintu untuk menguping.

“aku benar-benar bersalah dengan kejadian yang sekarang sudah 4 tahun berlalu, kemarin adalah hari ulang tahun cucuku dan peringatan kematian anakku.”

“…”

“sebenarnya aku yang sudah membuat kecelakaan itu terjadi…”

‘deg’ hati so eun tercekat mendengarnya, tapi ia masih ingin mendengarkan.

“saat itu anakku sudah membuat masalah di perusahaan. Di sudah bertindak bodoh dan aku marah besar padanya,tepat pada hari ulang tahun cucuku aku menyuruh seorang mata-amata untuk mengawasi kinerja anakku dan saat perjalanan pulang aku membenatknyadan terjadilah kecelakaan karena pada saat itu mereka sedang dalam perjalanan.”

Mendengar pengakuan kekeknya dalam telp benar0benar membuat so eun jantungan, kakiknya terasa lemas tak mampu menopang tubuh dengan baik.

“aku benar-benar menyesal… sangat menyesal”

so eun memegang dadanya, sangat sakit !

“nona, apa yang sedang kau lakukan?’ tanya bibi shin.

So eun langsung saja menoleh dan menatap bibi shin.

“nona, kau baik-baik saja?” tanya bibi shin khawatir.

So eun tak menjawab dan malah pergi menuju kamarnya.

So eun menutup pintu kamarnya. Air matanya tak bisa di tahan lagi. So eun menangis ! baru saja ia sudah agak kembali seperti dulu. Tapi sepertinya pengakuan kekeknya dalam telpon benar-benat membuatnya kembali sedih. Sangat sedih.

“kenapa ini harus terjadi padaku?” tangisnya.

###

 

Selama kuliah kim bum tak juga menemukan sosok so eun, melihatnya saja tidak. Ia benar-benar takut dan benar-benar khawatir. Akhirnya ketika kim bum sudah menunggu cukup lama, akhirnya ia sudah bisa pulang. Sekarang ia bisa mencari so eun. Kim bum melangkahkan kaki menuju kelas musik, mencari tahu keberadaan so eun, namun ia tak juga mendapatinya. So min yang melihat kim bum berada di sekitar kelasnya sudah bisa menebak. Kim bum sedang mencari so eun.

So min pun menghampirinya.

“so eun tidak masuk hari ini” ujar so min kecewa seraya menepuk pundak kim bum.

Kim bum cepat-cepat menoleh.

“benarkah? Kenapa? Apakah dia sakit lagi?” desak kim bum tak sabaran. Wajahnya benar-benar terlihat cemas.

So min menggeleng. “entahlah, ponselnya tidak aktif. Aku akan ke rumahnya sekarang” jawab so min lalu membuang nafas.

“aku ikut denganmu” sambar kim bum.

“benarkah kau ingin ikut?” tanya so min memastikan.

Kim bum mengangguk.

“kau naik motor bersamaku saja” ajak kim bum.

“huh? Apakah tidak apa-apa?” so min bertanya ragu.

“tidak, ayo . . .”

akhirnya so min pun mengangguk dan pergi dengan kim bum.

###

“nona so eun? Bukannya nona so eun juga masuk kuliah?” tanya bibi shin heran mendapati kim bum dan so min mencarinya.

“benarkah dia benar-benar masuk?”tanya kim bum. Saat saat inilah yang membuatnya semakin gelisah.

“tadi pagi tuan Yoo Ah In mengantarnya pergi kuliah” ujar bibi shin yakin, walaupun sekarang ia juga mulai merasa khawatir.

“ah baiklah terimakasih bibi, jika so eun benar-benar masuk kuliah hari ini kami akan mencarinya lagi, mungkin so eun masih di kampus” ujar so min setenang mungkin.

Kali ini kim bum benar-benar tidak bisa berfikir panjang. Ia takut ada sesuatu yang terjadi dengan so eun. Kim bum harus segera menemukannya.

“aku harus segera mencarinya” ujar kim bum terlebih pada diri sendiri.

“kita harus mencarinya kemana?” lirih so min.

Kim bum masih dengan pemikirannya.

Tiba-tiba ponsel milik so min berdering. Ia segera merogohnya.

“kim so eun?” tanya kim bum cepat.

So min menggeleng setelah melihat nama seseorang yang menghubunginya bukanlah so eun. So min pun mengangkatnya, tak lama hubungan terputus.

“kim bum-ssi aku tidak bisa membantumu untuk mencari so eun, ada urusan yang mendadak dari orang tuaku” ujar so min dengan nada sedikit penyesalan.

“aku bisa mencarinya sendiri” ujar kim bum.

“kalau begitu hubungi aku jika kau sudah menemukan so eun” ujar so min seraya tersenyum.

“hmm” kim bum segera mengambil helm dan melajukan motornya. Yang ada di pikirannya sekarang adalah so eun.

###

“mwo? Benarkah bibi? Aku benar-benar sudah mengantarnya sampai ke tempat kuliahnya” kaget yoo ah in dalam telp setelah bibi shin menceritakan tentang so eun.

“baiklah aku akan segera mencarinya”

“baiklah bibi, terimakasih sudah memberitahuku. Tuan Kim masih sedang bersama ayahku. Aku harap bibi tidak akan memberitahunya, aku takut beliau akan semakin khawatir”

sambungan telp di tutup.

Yoo Ah In merasa cemas sekarang, kemana sebenarnya so eun pergi. Dengan tergesa-gesa ia pun mengambil kunci mobilnya lalu keluar dari ruangannya dengan terburu-buru.

###

kim bum kembali menuju kampusnya, mencari so eun ke tempat-tempat yang biasanya sepi, tempat yang so eun sukai dan tempat ia menyendiri. Kim bum berjalan dengan langkah lebar dan cepat menuju perpustakaan atas, waktu itu kim bum pernah melihat so eun menangis sendirian disana. Tapi ketika kim bum sudah menginjakkan kaki dan mencari so eun di seluruh sudut perpustakaan, kim bum tak juga menemukannya. Kim bum teringat dengan taman. Ya, kim so eun mungkin sedang ada di taman. Kim bum berlari menuju taman, namun ia tak juga melihat so eun. Ruangan musik di lantai paling atas! Tak juga kim bum menemukan so eun. Sekarang ia benar-benar frustasi.

“sebenarnya kau dimana?” gumam kim bum.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Kim bum dengan cepat meraihnya, masih berharap itu adalah so eun. Namun harapannya itu pudar seketika saat ia tahu yang menghubunginya adalah kakaknya sendiri-Park Min Young. Kim bum mengangkatnya.

“ya yeoboseyo” ujar kim bum membuka percakapan.

“kau dimana? Ini sudah hampir gelap! Ini musim salju kau tidak baik berlama-lama berada di luar!” nasehat min young.

Ya ampun kim bum sampai tak sadar jika ia mencari so eun sampai hampir gelap seperti ini, dinginnya musim salju pun tak mampu ia rasakan ketika pikriannya sedang kalut memikirkan so eun.

“ya yeoboseyo kim bum? Apa kau mendengar eonnimu ini? Jangan katakan jika kau sedang asik membidik apa pun itu dengan kameramu saat ini” celoteh min young dalam telpon.

“cepatlah pulang” seru noonanya.

Kim bum terdiam, ia ingat sesuatu.

“tempat itu . . . .tempat itu? Ya benar pasti so eun ada di sana” ujar kim bum, tak sadar jika ia sudah membiarkan kakaknya berceloteh panjang lebar dalam telpon, karena dari tadi pikirannya memang sedang tidak focus.

Kim bum memasukan ponselnya ke dalam saku celana, tanpa peduli dengan kakaknya itu. Kim bum segera menjalankan motornya dengan kencang, tak peduli dengan angin dan dinginnya butiran salju yang jatuh menerjang dirinya. Sekarang ia harus segera sampai di tempat itu. Tempat pertama kali ia melihat sosok so eun dan sadar mengambil gambarnya. Di tangga itu . . . . . .

Kim bum memarkirkan motornya dan cepat-cepat turun. Ia berjalan seraya memperhatikan sekitar. Dari atas tangga itu ia terus mencari-cari. Ia melihat ke bawah dan mendapati seorang perempuan sedang duduk sendirian di salah satu anak tangga. Hanya duduk dan diam di sana.

Kim bum memperhatikannya dengan seksama.

“so eun”gumamnya.

Dengan cepat kim bum pun menuruni anak tangga untuk menghampirinya, sepertinya orang yang ternyata so eun itu belum menyadari kedatangan seseorang yang benar-benar mencemaskannya.

Kim bum bernafas lega setelah ia yakin bahwa perempuan ini adalah so eun. Kim bum segera duduk di sampingnya seraya tersenyum lega. Karena ia sudah berhasil menemukan so eun.

Kim bum mematap so eun dari samping, terlihat gadis itu sedang melamun.

“jadi ini yang sedang kau lakukan? Disaat orang-orang cemas dan khawatir mencarimu” ujar kim bum.

So eun terlihat kaget dan baru sadar sudah ada seseorang yang berada di sampingnya. So eun menoleh lalu berpaling lagi.

“jadi ini yang kau lakukan. Hanya diam, menyendiri, melamun dan . . . .”kim bum menggantungkan perkataannya ketika tib-tiba so eun menyambarnya.

“kenapa kau begitu peduli?” tanya so eun datar. Kim bum tertegun mendengarnya. Ia belum bisa menjawab apapun.

“jangan urusi hidupku ! Karena ini adalah hidupku dan bukan hidupmu !” ujar so eun lalu beranjak berdiri hendak pergi.

“dan kemudian kau. . . . . . pergi . . . . .! ” kim bum melanjutkan perkataanya yang tadi sempat terputus seraya menahan tangan so eun yang dingin dengan tangannya. Kim bum benar-benar bisa merasakannya, jika so eun sedang kedinginan saat ini. Kim bum juga  tahu so eun sudah lama berada disini karena tangannya begitu dingin.

Kim bum masih menahan so eun lalu berdiri, menghadapkan tubuhnya pada so eun yang membuang muka kepadanya, sama sekali tak menatapnya. Kim bum menarik nafas.

“akhir-akhir ini aku selalu frustasi. Aku sudah hampir menyerah dan putus asa untuk membuatmu merasa bahagia. Aku hampir tidak bisa tidur dengan tenang, tidak bisa berfikir dengan baik dan jernih, perasaanku sungguh kacau” ujar kim bum sungguh-sungguh seraya menatap so eun walaupun so eun tak menatapnya.

Kim bum mengangkat tangan so eun yang ia tahan tadi menuju dadanya. Kim bum meletakannya disana, seakan ia ingin so eun tahu bahwa perasaanya sedang benar-benar bermasalah saat ini. So eun merasa matanya kini mulai berair.

“kau bisa merasakannya? Detak jantungku? Rasanya disini sakit sekali melihatmu seperti ini. Seakan jantungku tidak akan berfungsi ketika kau tak punya semangat sama sekali.”ujar kim bum masih menggenggam tangan so eun yang dingin yang ia letakkan di dadanya.

“Kau tahu apa itu artinya?” tanya kim bum.

So eun sama sekali tidak menatap kim bum, kim bum benar-benar memperhatikan wajah so eun dengan sungguh-sungguh. Sangat dalam. So eun memandang ke arah lain, asal matanya tak bertemu dengan mata kim bum, asal ia tak melihat kim bum. Karena mata so eun kini semakin berair, jika berkedip sekali saja itu akan berakibat fatal, akan membuat air matanya jatuh seketika.

“kau tahu apa itu artinya?” ulang kim bum.

So eun berusaha sekuat batin agar ia tidak menangis.

“jika aku sangat mengkhawatirkanmu dan mencemaskanmu. Aku peduli karena kau adalah hidupku. Kau masih belum tahu apa itu artinya?” tanya kim bum yang merasakan hatinya semakin terasa sakit dan perih.

“artinya adalah jika aku benar-benar menyukaimu lebih dari apapun itu” kim bum menjawabnya sendiri.

Walaupun so eun tak berkedip, ia tetap tak bisa mengendalikan diri, membuat air matanya jatuh juga. So eun masih tak berani mentap kim bum. Karena yang ia rasakan adalah sama. Sakit.

“apakah kau bisa merasakannya? Kau bisa merasakannya disini?” tanya kim bum lagi.

So eun masih diam, ia menangis.

“ah aku mengerti jika kau sama sekali tidak bisa merasakannya” kim bum melepaskan tangan dingin so eun yang ia letakkan di dadanya.

“ah. . . Apa yang telah aku katakan?” kim bum mencoba menghibur diri sendiri.

“yang barusan sebaiknya jangan kau pikirkan” kim bum merasa pandangannya mulai kabur karena matanya juga berair, tapi ia tidak ingin mengeluarkannya.

“lebih baik tadi aku membiarkanmu pergi saja . . . .hahaha” kim bum tertawa hambar, masih mencoba menghibur diri sendiri.

Kim bum menunduk.

“mianhae . . .” kata itulah yang pertama keluar dari mulut so eun setelah sekian lama ia diam.

Kim bum kembali mengangkat wajah dan menatap so eun.

“aniyo . . . . .aku. . . .aku . . . .bisa merasakannya, mianhae.” ujar so eun dengan suara serak. Kim bum terlonjak kaget.

“tapi . . . . . Aku bingung dengan apa yang aku rasakan saat ini disini” lanjut so eun sekuat mungkin seraya menunjuk dadanya. Kim bum masih belum bisa mencerna dengan cepat. Entah apa yang mendorongnya tiba-tiba ia menarik so eun ke dalam pelukannya. So eun hanya bisa pasrah.

“aku peduli padamu karena kau adalah hidupku. Aku . . . .aku tidak akan membuatmu kedinginan seperti ini . . .so eun-ah”ujar kim bum masih memeluk so eun. So eun bisa merasakan kehangatan di sana.

“aku tidak akan membuatmu kedinginan” ulangnya.

Tanpa mereka sadari. Sedari tadi yoo ah in melihat mereka, memperhatikan mereka. Sekarang hatinya terasa sesak. Ia pun memilih untuk pergi.

Kim bum melepaskan pelukannya.

“sarangghae…” ucap kim bum.

So eun hanya tersenyum.

“gomawo sudah mencintaiku.”ucapnya.

###

 

“so eun-ssi…..” ujar semua yang sedang mengkhawatirkannya saat so eun sudah pulang dengan kim bum.

“cucuku…kakek minta maaf…..” ujar kakeknya menghampiri so eun.

So eun menatap kakeknya lalu langsung memeluknya.

“aniyo kakek, seharusnya aku yang meminta maaf…! Semua ini bukan salah kakek. Tapi ini sudah takdir. Mianhae…! Aku terlalu terus melihat ke belakang tanpa melihat ke depan, bahwa yang sudah terjadi adalah masa lalu, aku tidak boleh terus memikirkannya.” Ujar so eun sambil menangis di pelukan sang kakek.

Sang kakek juga menangis.

“jadi mulai sekarang kita harus bahagia, harus hidup lebih bahagia agar kedua orang tuamu juga bahagia di surga.” Balas sang kakek. So eun mengangguk.

So min, bibi shin terharu melihatnya dan ikut menangis bahagia. Sementara kim bum dan ah in hanya tersenyum.

Tiba-tiba ponsel milik ah in berdering. Dan ah in pun memilih keluar ruangan sebentar.

“yeoboseyo..”

“yeoboseyo…aku orang yang sudah merebut bukumu…aku ingin kita bertemu…”

“kau…? Ada perlu apa?”

“aku merasa bersalah dengan kejadian waktu itu, jadi aku ingin mengganti rugi.”

“sudahlah lagian itu sudah lama.”

“tidak bisa…kita harus bertemu sekarang…!”

“yasudah baiklah..”

###

 

So eun menarik kim bum menuju ruangan music.

“ada apa?” tanya kim bum heran.

So eun tersenyum. “bukannya kau pernah bilang jika ingin mendengar aku menyanyi dan bermain piano khusus untukmu seorang?” tanya so eun.

“akan aku lakukan sekarang.”lanjutnya.

“benarkah?” tanya kim bum tak percaya.

So eun mengangguk. So eun pun duduk di bangku yang menghadap piano berwarna putih itu.

“duduklah !” suruh so eun agar kim bum duduk di sampingnya.

Kim bum tersenyum alalu duduk di samping so eun.

“sekarang perhatikan permainanku….! Aku harap kau suka.” Ujar so eun. Ia menghela nafas lalu memejamkan mata sebentar. Kim bum hanya memperhatikannya.

Perlahan tangan so eun mulai menyentuh tuts tuts piano itu. Sebuah nada dan alunan melodi muali terdengar merdu di telinga kim bum. Pandangannnya tak bisa lepas dari so eun.

Instrument yang di mainkan so eun selesai dan di gantikan dengan suara merdu milik so eun. Kini so eun sedang bernyanyi diiringi music piano yang ia mainkan sendiri. Kim bum hanya terpaku mendengarnya, ia benar-benar tak bisa berkedip. Kim bum terus saja memperhatikan so eun hingga permainannya selesai.

So eun tersenyum puas setelah selesai mempertunjukkannya pada kim bum, lalu menarik nafas lega.

“bagaimana?” tanya so eun tanpa menatap kim bum

Kim  bum tak menjawab.

“beom-ah bagaimana?” tanya so eun lagi yang kini melirik kea rah kim bum.

“oh….” Kim bum bertepuk tangan setelah ia sadar.

“permainanmu sungguh hebat…sangat hebat….aku tidak bisa berkata apa-apa…gomawo…”ujar kim bum tersenyum senang.

so eun menghadapkan dirinya pada kim bum lalu menatap kim bum.

“beom-ah…seharusnya yang berterima kasih itu adalah aku…bukannya kau…’ ujar so eun.

“gomawo…karena kau sudah mengajariku apa itu artinya hidup ! kau sudah membuatku sadar akan bahagianya hidup di masa depan. Kau yang telah membuatku mengerti bahwa hidup tiap orang yang berbeda memiliki cerita masing-masing.” Ujar so eun.

“gomawo……..jeongmal gomawo….” Lanjut so eun dengan tatapan dalamnya pada kim bum.

Kim bum tersenyum.

“aku juga berterimakasih, karena kau sudah hadir dalam hidupku….” Ujar kim bum lalu memeluk so eun. Pelukan yang hangat.

“gomawo….kau sudah mencintaiku…beom-ah gomawo…” balas so eun.

Kim bum melepas pelukannya lalu menatap so eun dalam.

“lupakanlah semua kenangan pahit yang menjadi bagian di masa lalumu, atau aku tidak akan menajdi lelaki yang menjadi kenangan indah di masa depanmu.” Ujar kim bum.

So eun tersenyum bahagia mendengarnya.

“saranghae…” ujar kim bum.

“saranghae…” balas so eun.

Kim bum pun mendekatkan wajahnya pada so eun lalu mencium lebut bibir mungil so eun. Ciuman yang hangat.

내눈은 너만 찾는데
ne nuneun noman chatneunde
아직 두손은 널 찾고 있는데
ajik dusoneun nol chatgo inneunde
나도 내맘을 어쩔수 없어
nado ne mameul ojjolsu obso
사랑이 난 서럽다
sarangi nan soropda
지금 난 여기 서 있는데
jigeum nan yogi so inneunde
조금만 오면 보이는데
jogeumman omyon boineunde
널 갖지 못한 안타까움이
nol gatji mo-han antakkaumi
눈물이 되어 흐른다
nunmuri dweo heureunda

널 사랑해 오늘도 널 사랑해
nol saranghe oneuldo nol saranghe
이렇게 원하고 있는데
iroke wonhago inneunde
그냥 있어주면 안되니
geunyang issojumyon andweni
난 너만 보면 욕심이 나서 겁이나
nan noman bomyon yoksimi naso gobina

지금 난 여기 서 있는데
jigeum nan yogi so inneunde
조금만 오면 보이는데
jogeumman omyon boineunde
이대로 너를 놓칠 수 없어
idero noreul nochil su obso
눈물을 삼키며 한숨만
nunmureul samkimyo hansumman

널 사랑해 오늘도 널 사랑해
nol saranghe oneuldo nol saranghe
이렇게 원하고 있는데
iroke wonhago inneunde
lyricsalls.blogspot.com
그냥 있어주면 안되니
geunyang issojumyon andweni
난 너만 보면 욕심이 나서 겁이나
nan noman bomyon yoksimi naso gobina

너에 이름 불러봐도
noe ireum bullobwado
바람이 되여 나에게 돌아온다
barami dweyo naege doraonda
시간이 많이 지나도
sigani mani jinado
니가 나를 잊는데도
niga nareuritneundedo
이렇게 너를 기다릴테니
iroke noreul gidarilteni

널 사랑해 오늘도 너를 사랑해
nol saranghe oneuldo noreul saranghe
이렇게 원하고 있는데
iroke wonhago inneunde
그냥 있어주면 안되니
geunyang issojumyon andweni
난 너만 보면 욕심이 나서
nan noman bomyon yoksimi naso

널 사랑해 오늘도 널 사랑해
nol saranghe oneuldo nol saranghe
이렇게 원하고 있는데
iroke wonhago inneunde
너 내게 오면 안되니
no nege omyon andweni
우리가 함께한 그 날
uriga hamkkehan geu nal

(ost sad love by lee jung)

END

Gomawo buat readres yang selalu mendukung dalam pembuatan ff sampai ff ini beres (?) jeongmal gomwo ^^ mianhae kalo endingnya gantung dan permasalahannya gak beres semua…..sekali lagi gomawo

Jumpa lagi di ff baru lainnya…. ^^

50 pemikiran pada “THIS IS MY LIFE ! NOT YOUR LIFE ! 6 FINAL

  1. Ahhhh Eonnie ceritanya buat aku meneteskan air mata bahagia :’) sebenernya aku ga mau ff ini end karena ff ini salah satu ff favorite ku ff yang bisa buat aku nangis :’) ahhhh Eonnie aku ga bisa bilang apa-apa lagi !! Satu kata buat author ‘Daebak’ !!
    Eonnie buat Part Specialnya Please ‘^’ #benarbenarReadersPemaksa hehe 😀

  2. Uuuuuuuuu daebakk eoonie….
    Suka bggetttt…..
    Akhr n eoonie so eun sdar uga…
    Uuuuuu….tpi g mna nsib n shin hye ma ah in ea…..trusss so min…uuuu tpi liat Bumsso brsatu udah buattt hti nie snegggggg bggetttt….lnjuttt eoonie FF bru mu…d tggu……FF bru lgi…….

  3. hoaaa setelah skian lama akhirnya so eun udda bisa tersenyum lgi:)..iya tpi endingnya rada2 gantung thor…bkin special part azz gmna..?*hhuuu maunya*hehe

    tpi gpp yg pnting bumsso.na udda bersatu jg udda seneng kok…

    wokeh deh thor ditunggu ya karya selanjutnya..fighting!!^,-

  4. Ahahaha
    Keliatan sie ni auth0rnya ngetik sampe dahi berkerut..#plaak
    Tp idemu ngabisin crita di ff nie sukses k0k,gak gantung..cma trkesan buru2 aja..
    0kay fghting

  5. huaa seneng dh sso udh ga murung lg berkat kim bum, ga gantung kok crtanya cuma terkesan sangat dipercepat tp kereeen, di tunggu ff berikutnya res 😀

  6. Eonnie daebak~ akhirnya sso bisa kembali seperti dulu!! Aaa.. BeomSso so sweet :*
    eon buat part selanjutnya ya *puppy eyes*
    ditunggu ff lainnya eon:)

  7. Endingnya keren, syukurlah happy ending,
    Kim Bum bener2 pantang menyerah,
    Ternyata so eun balas perasaannya bum,
    Kasian ah in patah hati, tenang ada shin hye…
    Author lanjut ff yg lain ya…

  8. cerita nya aq suka..
    walaupun soeun sedih pada awal nya.. aq juga rasa sedih.. =(
    eunnie semangat ya..
    kim bum muncul dan mencintai soeun…aq suka yg ini.. =)
    bumsso akhir nya bahagia…
    semangat author buat lanjutin ff yang lain dan yg baru… ^_^

  9. Aneh, alurny rada kecepatan kykny wktu endingny..
    Ms tb2 so eun jga blg saranghae k bum..hha
    Tp bgz deh, trs itu hub.yo ah in am shin hye gmna?? Bkin sequel dong ttg hub.mrx.. Trs jg kan blm diceritain bgimana ortu bum klo mrx tw dy jth cinta am cew

  10. amenurut q alur crita.a kecepetan mngkn krna ide ff yg ini lgi buntu kli y? trus ah in.a kn tdi mau ktemu am shin hye tp ga d critakan tp gpp y penting bumsso couple bersatu ^_^

  11. Aihh ,, so sweet .. Trharu bnget sma ending’x .
    Apalgy , pas Bum-ppa blg “bisakah kau merasakan’x dsni ? (SmbilmmbwatngaSso-eonkedada’x) ..
    Ituh , Ah In sesek garagara dy jg jatuhcinta sma Sso-eon kali yaa ?? 🙂
    Daebak dehh ! Nomu daebak !! ^^
    ttap smngat dlm brkrya ne .. Hwaiting ..

  12. Akhirnyaa…Sso kembali tersenyum…
    Ada pernyataan cinta jg dr mereka berdua..
    Daan yg plg penting BumSso kisseu..ahahah..

    Happy Endiiing…

  13. Hehehehehe
    akhirnya…
    Ooooh akhirnya….
    Sso bs jg kmbli seperti dlu…
    Jujur eon ff nya kecepetan dan hntung…
    Hehehe
    tp bgs eon…
    Si pianist cantik kmbli…
    Hehehe
    horeeee
    happy ending…

  14. daebak…
    bikin aku nangis.. T__T tpi aku suka happy ending ahirnya soeun eoni trsenyum juga. dan prjunangan kim bum oppa gak sia-sia..

  15. huft lega rasanya membaca bagian akhir part ini..
    krn jujur sempet frustrasi krn emosiku teraduk2 sempurna disini *lebay* -_-

    gimana ga frustrasi, udh part akhir tp konflik sso masih ada aja haha … siapa sangka kronologis kecelakaan ortu sso akhirnya diketahui juga oleh sso..
    saat sso menangis lagi setelah sblmnya dia merasa lbh baik, aku jd ikutan merasa pedih hiks

    berat sekali rasanya.

    untung bum bisa menemukan sso… huwaa kata2 bum sukses bikin hati merinding dan meneteskan air mata, mengharukan *teary eyes*

    sehingga sso pun tidak berlarut dlm kesedihannya.. dia bisa maapin kakeknya dan dia mau move on..

    ah trnyata yg dibutuhkan sso bukanlah seorang psikolog tp seorang kim sang bum yg mencintai nya dengan tulus….

    so sweet..

    gomawo author utk ceritanya, sgt menyentuh ♥♥♥

  16. ahhhh aku tidak mengharapkan ini berakhir disini eonni…kupikir kakeknya so eun dan orang tuanya kimbum perlu tahu ttg hubungan mereka.
    dan so eun harus lihat pameran foto kimbum..

  17. Huuaaa daebak..
    Happy ending,, ceritanya kependekan author ehehe… terlalu cepat 🙂 mian.
    Tp ttp suka suka suka ko author 😉
    Di tunggu yg lainnya author

Tinggalkan Balasan ke ria Batalkan balasan