BABY FACED BODYGUARD PART 10

BABY FACED BODYGUARD PART 10

 

AUTHOR: RESI R

MAIN CAST: KIM SANG BEOM DAN KIM SO EUN.

OTHER CAST: KIM YOONA, LEE SEUNG GI, JUNG IL WOO, JUNG SO MIN, KIM SOO HYUN, BAEK SUZY.

GENRE: IDK (?)

Disclaimer: Semua cerita, karakter, setting, alur, dll adalah milik dari masing-masing author. Author sama sekali tidak terkait dengan pemilik, pencipta, atau produsen dari setiap media apapun. Tidak ada pelanggaran hak cipta dimaksudkan. Untuk tokoh Kim Bum, Kim So Eun, dan artis lainnya, bukan milik author, tapi milik Tuhan, orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Author memakai mereka hanya untuk keperluan cerita.

Sebenernya part 10 udah selesai dari kemaren2, tpi baru sekarang bisa postnya. Part 11 juga udah beres, tapi ntar aja deh ya postnya. Happy reading part 10 aja dulu hehehe

 

PART 10

 

Kim bum langsung menarik tangan so eun untuk masuk ke mobil. Il woo hanya menatapnya saja melihat so eun yang tersenyum kikuk padanya lalu meronta pada kim bum.

“ya tidak usah menarik tanganku seperti ini.” kesal so eun hendak melepaskan cengkraman kim bum.

Tapi kim bum tak menjawab dan segera membuka pintu mobil menyuruhnya masuk. So eun terkejut karena kim bum mendorongnya masuk ke mobil lalu dengan cepat menutupnya.

“ya ada apa denganmu?” tanya so eun saat kim bum sudah duduk di sampingnya.

Kim bum tak menjawab.

“wae? Kenapa kau yang harus duduk di sana? Segeralah pindah !” suruh so eun yang melihat kim bum duduk di kursi kemudi, sedangkan dirinya yang duduk di samping kemudi.

“kemarikan kuncinya !” pinta kim bum.

So eun mengerutkan kening merasa heran.

“cepat kemarikan kuncinya !” desak kim bum.

“shireo, kenapa kau marah tiba-tiba padaku? Apa aku berbuat salah?” tanya so eun.

“Ceritakan dulu yang jelas baru aku akan memberikannya.” ujar so eun.

Kim bum mendengus kesal lalu mencondongkan tubuhnya ke arah so eun. Sontak so eun memundurkan tubuhnya.

“apa yang ingin kau lakukan?” tanya so eun.

Kim bum malah semakin dekat.

“hei ! Apa kau ingin aku menendangmu?” ancam so eun saat kim bum sudah sangat dekat dengannya. Tapi kim bum memasang wajah yang datar, masih tidak suka melihat kejadian tadi.

Tangan kim bum langsung mengerayang (?) pada saku jas so eun. So eun terkejut di buatnya.

Hap

kim bum mengambil kunci mobil yang ia dapat dari saku jas so eun lalu segera menjauhkan tubuhnya kembali. So eun bisa menghela nafas lega karena kim bum tak berbuat macam-macam. Tapi sikapnya benar-benar aneh. So eun kembali menatap kim bum.

“apa ada masalah yang terjadi denganmu?” tanya so eun.

Kim bum balik menatap so eun.

“ne.” jawab kim bum cukup keras lalu menginjak pedal gas.

“yak . . . . .” pekik so eun kaget karena kim bum menginjak gas dengan kencang.

Il woo masih diam di tempat sambil melihat mobil yang melaju kencang itu.

“dia cemburu?” batin il woo saat tadi sebelumnya kim bum menatap seperti tidak suka padanya saat menarik so eun.

###

 

“ya jangan kencang-kencang.” teriak so eun karena kim bum tak juga mengurangi kecepatannya.

Kim bum mendengus lalu tiba-tiba menghentikan mobilnya di tepi jalan secara mendadak. Membuat mobil tersebut berdecit. So eun sedikit terpatuk tapi untung saja tak membentur kaca karena memakai sabuk pengaman.

“aku sedang kesal sekarang !” ujar kim bum menatap lurus ke depan.

“tapi kenapa harus melampiaskannya seperti ini? Dan kenapa aku harus terkena kekesalmu juga?” tanya so eun bingung.

“karena aku kesal padamu !” jawab kim bum dengan nada yang cukup naik sambil melihat so eun.

So eun melongo. Apa salah so eun pada anak tuan kim ini? Kenapa tiba-tiba kesal padanya.

“kesal padaku? Wae?” tanya so eun.

“molla……kau cari tahu saja sendiri !” jawab kim bum.

“aish kau aneh sekali.” dumel so eun.

———-

 

“kenapa berhenti disini?” tanya so eun bingung saat kim bum memberhentikan mobilnya di depan sebuah toko musik.

“cepat turun !” perintah kim bum lalu keluar dari mobil.

So eun berdecak sebal.

“sebenarnya apa salahku?” gumam so eun. Tapi ia pun mengangkat bahu tidak tahu.

So eun mengikuti kim bum dari belakang. Tampak kim bum sedang melihat-lihat beberapa kaset musik yang berjejer penuh.

“aku butuh inspirasi.” ujar kim bum sambil melihat salah satu kaset.

So eun meliriknya sekilas, siapa tahu kim bum bicara padanya. Tapi setelah itu so eun ikut melihat-lihat, ia mulai tertarik.

“kau suka musik yang bagaimana?” tanya kim bum tiba-tiba.

“ne? Aku suka semua jenis musik” jawab so eun.

“sebutkan salah satu !” pinta kim bum.

“memangnya ada apa?” tanya so eun bingung.

“katakan saja !” desak kim bum tak sabaran.

“aishh aku memang suka dengan semua jenis musik. Tapi, menurutku musik dan lagu yang lembut dapat menenangkan hati sekaligus menyentuh perasaanku. Aku suka mendengar musik yang lembut.” jawab so eun. Seulas senyum menghiasi bibirnya.

Kim bum tampak memerhatikan so eun yang sedang melihat-lihat kaset sambil berfikir.

“nah seperti ini yang aku suka. Memangnya kenapa kau bertanya tentang ini?” tanya so eun masih penasaran sambil mengacungkan satu kaset yang ia pilih di depan wajah kim bum. Saat so eun hendak menyimpannya kembali, kim bum langsung merebutnya.

“ini untukku !” ujarnya lalu berlalu ke kasir.

So eun hanya menatap bingung.

“dia terlihat masih kesal. Tapi karena apa dia kesal padaku?” gumam so eun heran.

 

Setelah dari toko musik, kim bum membawa mobilnya menuju sebuah restoran. So eun hanya bisa pasrah karena ia juga memang lapar. Dan sebenarnya tidak ada hak untuknya untuk mencegah ataupun melarang kim bum pergi ke tempat yang dia mau. Karena tugasnya hanya menjaga dan mengawasi kim bum agar anak tuan kim ini dalam situasi yang aman selalu.

So eun terlihat memerhatikan kim bum yang sedang makan. Kim bum mendongak dan mendapat sang bodyguard tengah memerhatikannya.

“mwo?” tanya kim bum.

So eun menyipitkan matanya.

“sebenarnya apa yang membuatmu kesal padaku?” tanya so eun.

Kim bum menghela nafas.

“bukannya sudah ku katakan cari tahu saja sendiri !” jawab kim bum cuek dan kembali menyantap makanannya.

“kau akhir-akhir ini jadi berbeda dan aneh. Sikapmu sekarang berubah-ubah.” ujar so eun.

“wae? kau memerhatikan sikapku?” tanya kim bum.

“tentu saja. Sebagai bodyguard aku harus memerhatikanmu.” jawab so eun enteng.

Baru saja kim bum akan tersenyum. Tapi terhenti karena jawaban so eun yang tidak sesuai dengan yang ia harapkan. Kim bum menghela nafas.

“kau dan il woo…..dekat?” tanya kim bum susah payah. Ini yang sedari tadi ingin ia tanyakan.

“anieyo, dia sahabatmu. Jadi apakah salah jika aku mengenalnya?” tanya so eun. Kim bum diam.

“lagi pula dia baik dan ramah. Waktu itu dia menolong ji bin yang hendak tertabrak mobil saat aku buru-buru, itu adalah hari pertama aku menjadi bodyguardmu” lanjut so eun.

“jadi kau bertemu lebih dulu dengan il woo?” tanya kim bum. Kim bum kira ialah yang pertama kali bertemu dengan so eun diantara sahabat-sahabatnya.

So eun mengangguk. “tapi waktu itu il woo keburu pergi, jadi aku tak sempat mengucapkan terimakasih. Dan aku tidak menyangka jika il woo adalah sahabatmu. Dia benar-benar sudah menolong ji bin. Dari wajahnya memang kelihatan ramah dan baik.” cerita so eun.

“menurutmu aku tidak baik?” tanya kim bum yang merasa tersindir.

“pikir saja sendiri !” jawab so eun tersenyum kecil lalu memakan makanannya.

“aish . . .” decak kim bum. Seolah so eun meniru kata-katanya.

Tanpa mereka ketahui, suzy yang baru masuk ke restoran yang sama melihat mereka sedang makan.

Suzy mengepalkan tangannya. “cantik pun tidak, penampilan aneh iya. Tidak ada yang menarik sama sekali, aish pasti dia sudah melakukan sesuatu sampai kim bum menyukainya…..” kesal suzy.

“tunggu saja, aku akan melakukan sesuatu.”

###

 

Il woo terlihat melamun sambil memetik gitarnya, sepertinya ia tampak risau mengingat tatapan tidak suka kim bum padanya tadi. Apalagi setelah ia sadar jika dari sikap kim bum pada so eun seperti itu menyiratkan jika kim bum menyukainya. Tapi bagaimana dengan ia sendiri? Ia pun merasakan hal yang sama. Il woo benar-benar merasa risau.

 

“i. . .ini untukmu !” so min menyerahkan kotak makanan pada il woo.

Il woo mengambilnya. “gomawo.” jawabnya.

Walaupun il woo tahu kalau so min menyukainya, tapi il woo tetap bersikap baik padanya meskipun ia tidak menyukai so min.

So min tersenyum, dan dari matanya yang memakai kacamata masih terlihat jika ia benar-benar senang.

“d…di makan ya….annyeong.” so min langsung berlari karena malu.

Il woo hanya menatap so min yang cupu semasa SMA itu.

 

Mengingat itu, pikiran il woo sekarang melayang pada so min.

“apakah ketika aku tak ingat dengannya dia juga tak ingat padaku?” tanya il woo sambil mengingat pertemuan yang tak sengaja. Hampir menabraknya dua kali dan sempat mengantarnya. Waktu itu il woo tidak ingat jika wanita itu adalah so min. Tapi, saat seung gi bercerita tentang so min barulah ia ingat.

“sepertinya dia juga tak ingat denganku.” gumam il woo.

###

 

“molla. . . .kau cari tahu saja sendiri !”

so eun teringat perkataan kim bum.

“aish sebenarnya apa salahku? Benar-benar membuat bingung.” gerutu so eun sambil tiduran di kasurnya.

###

 

kim bum memutar kaset yang tadi ia beli. Kaset yang so eun pilih dan katanya yang so eun suka. Kim bum mendengarkannya lewat headphone.

“lagu seperti ini yang ia suka?” pikir kim bum sambil melihat cover dan membaca tulisan yang ada pada kertas di dalam cover kaset itu (?).

“kim bum soo. aish lagunya lembut semua. Apakah semua wanita suka lagu melow seperti ini? Atau hanya dia saja?” gerutu kim bum.

“seleranya memang….” gumam kim bum tapi ia tetap mendengarkan juga. Entahlah, lama kelamaan kim bum mulai menikmati dan ikut bernyanyi juga.

“lembut? Tapi tidak buruk juga.” gumamnya sedikit tersenyum. Kim bum masih terus mendengarkan seraya tiduran sambil mencari inspirasi.

###

 

“so min-ah, aku titip butik lagi ya?” ujar yoona.

“oh ne.” jawab so min.

“pelanggan yang waktu itu memintaku bertemu diluar untuk memberikan pesanannya.” jelas yoona tanpa diminta.

So min hanya mengangguk.

“pelanggan kita bukan orang biasa.” lanjut yoona sambil terkekeh.

“yasudah kalau begitu aku pergi dulu.” yoona pun pergi sambil membawa bingkisan yang isinya baju itu.

“ne hati-hati.” ujar so min mengantar sampai depan.

Setelah yoona pergi, so min pun masuk lagi ke dalam butik.

——-

 

“mianhae menunggu lama.” ujar yoona sambil membungkukan badanya.

“gwaenchana, aku juga baru datang.” ujar pelanggan yoona itu.

“ah nyonya lee ini bajunya, semoga anda puas melihat hasilnya.” ujar yoona tersenyum sambil menyerahkannya.

“ne, nanti akan aku lihat. Aku sudah tidak sabar untuk memakainya nanti.” ujarnya.

“jika anda merasa ada yang kurang bisa menghubungi aku lagi.” ujar yoona.

“ne arasseo.” balas nyonya lee sambil tersenyum.

———

 

“aish kenapa tidak ada bus juga?” tanya yoona sambil berdiri di dekat halte menunggu bus datang. Sudah hampir 20 menit ia menunggu dan ini terlalu lama. Yoona berdecak kesal. Kenapa ia tak naik taksi saja tadi, tidak hemat sedikit pun tidak apa dari pada ia berjalan kaki. Tapi mau tak mau caranya untuk pulang hanya dengan jalan kaki, sudah tak ada taksi yang berkeliaran malam-malam begini. Dengan terpaksa yoona pun melangkah terseret-seret untuk pulang. Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil berkali-kali yang seperti mengarah kepadanya. Yoona berhenti dan mendapati sebuah mobil berwarna silver ada di belakangnya. Perlahan kaca mobil itu turun dan munculah kepala (?) seseorang dari balik sana.

“noona? Apa yang sedang kau lakukan?” tanya seung gi melihat yoona yang masih berada di luar malam-malam begini.

Yoona menyipitkan matanya sambil menyelidik.

“seung gi-ya?” tanya yoona.

 

Sekarang yoona duduk di kursi belakang mobil seung gi bersama dua wanita berpakaian seksi yang tidak ia kenal. Sementara seung gi mengemudi di temani satu orang wanita di sampingnya yang tak kalah seksi. Seung gi tampak mengobrol dan sesekali tertawa, tingkah wanita yang manja pada seung gi membuat yoona risih. Sepertinya yoona hanya mengganggu.

“ckckck ternyata lee seung gi benar-benar seorang playboy. Aku kira dia lelaki baik-baik. Dasar anak muda sekarang” batin yoona.

“eonni, apa kau ingin bersenang-senang dulu dengan kami?” tawar wanita yang duduk di sampingnya.

Yoona tersenyum kikuk.

“ah hahaha aniyo, terimakasih.” jawab yoona.

“sudah sampai.” ujar seung gi memberhentikan mobilnya di depan butik yoona.

“oh ne, seung gi-ssi gomawo.” ujar yoona sambil keluar dari mobil.

Seung gi hanya tersenyum.

“ckckck aku tidak bisa membayangkan jika nanti memiliki kekasih yang playboy.” gumam yoona.

###

 

Keesokan harinya.

 

“kau masih marah padaku?” tanya so eun.

“menurutmu?” tanya balik kim bum dingin.

“aku tidak tahu kenapa kau kesal padaku dan apa salahku. Tapi jika aku benar-benar membuatmu kesal aku hanya bisa minta maaf. Lagi pula aku cari sendiri pun tidak tahu karena aku pikir aku tak berbuat salah padamu. Jadi ya aku minta maaf saja.” ujar so eun.

Kim bum tampak memikirkan suatu cara.

“jika aku tidak mau memaafkanmu?” tanya kim bum.

“aku akan melakukan sesuatu yang kau mau.” jawab so eun enteng.

“baiklah, jika kau ingin aku memaafkanmu…cukup kau ubah penampilanmu seperti dulu…dan…gerai rambutmu !” pinta kim bum.

So eun memerhatikan ekspresi wajah kim bum. Permintaan yang aneh memang.

“oh jadi kau kesal padaku karena penampilanku?” tebak so eun.

Bukan itu, bukan itu yang membuat kim bum kesal. Tapi apa yang harus kim bum jawab.

“n. . .ne. . . Aku risih.” jawab kim bum asal.

“kesal hanya karena ini?” tanya so eun memastikan.

“tidak juga, ah sudahlah cepat jalankan mobilnya.” perintah kim bum.

So eun hanya mengangkat bahu lalu menancap gas.

###

 

“dia kesal karena penampilanku?” pikir so eun sambil bercermin.

“tapi alasannya aneh sekali. Dan apa lagi yang membuatnya kesal padaku?” pikirnya.

So eun menatap bayangannya sendiri.

“aish terpaksa aku harus merubah penampilan lagi. Padahal kan sudah ku sengaja seperti ini agar dia tidak curiga.” ujarnya.

So eun pun mencoba merubah penampilannya lalu melepaskan ikatan rambutnya.

“hmm lagi pula bosan juga jika rambutku terus diikat.” ujarnya sambil tersenyum.

Ponselnya berdering, ia pun mengambilnya.

“oh eonni ?” ujar so eun lalu mengangkat telponnya.

###

 

“apa yang ingin eonni bicarakan?” tanya so eun lalu duduk di sebelah yoona yang menunggu di bangku taman.

“eh? Kenapa penampilanmu jadi seperti ini? Apakah anak tuan kim tidak akan curiga lagi?” tanya yoona.

“entahlah sepertinya tidak, dia sendiri yang menyuruhku begini.” jawab so eun.

“oh merepotkan, tapi terserahlah. Ini !” yoona memberikan jus pada so eun.

So eun meminumnya.

“sebenarnya aku ingin membicarakan soal wasiat yang ibu dan ayah tinggalkan.” ujar yoona.

So eun angguk-angguk.

“kau tahu kan pesan ibu sebelum meninggal?”tanya yoona.

“ne.” so eun mengangguk.

“ibu ingin kita membaca ini setelah peringatan kematiannya yang ke 4. Tinggal beberapa hari lagi. Dan kita harus mengabulkan permintaannya.” ujar yoona memperlihatkan sebuah surat.

“tentu saja kita harus mengabulkannya, lagi pula aku sudah sangat penasaran sebenarnya apa yang ditulis ibu di surat itu.” balas so eun.

“hmm. . .” yoona mengangguk setuju.

“dan. . . . . .dekat dari hari kematian ibu, ayah berulang tahun. Kita harus merayakan ulang tahunnya. Kita harus menyiapkan sesuatu.” ujar yoona.

“apa yang harus kita persiapkan?” tanya so eun.

“nanti akan aku pikirkan.” jawab yoona.

So eun menghela nafas.

“aku jadi rindu pada mereka.” sedih so eun.

Yoona tersenyum.

“siapa yang tidak rindu?” tanyanya.

###

 

Suzy menyeringai saat so eun terlihat keluar dari mobil. Suzy sudah menyusun rencana apa yang akan ia lakukan padanya. Suzy berdiri di teras (?) lantai tiga sambil memegang sebuah pot bunga. Suzy pun mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

“ya cepat lakukan !” perintah suzy.

Dari bawah terlihat seorang mahasiswa perempuan yang berjalan di bawah sekitar lantai satu. Tiba-tiba saja ia terjatuh, tepatnya pura-pura terjatuh dan meminta tolong pada so eun yang tak jauh darinya.

“nona…nona tolong aku.” melas wanita itu pada so eun.

“oh aigo. . . .” ujar so eun lalu menghampirinya dan berjongkok.

“kakiku. . . .aw kakiku terkilir.” dusta wanita itu seraya memegangi kakinya.

“akan aku obati, ayo aku bantu duduk dulu.” ujar so eun memapah wanita itu untuk duduk di bangku.

“ga in-ah . . . .” teriak seseorang.

“gwaenchana?” tanya orang itu yang ternyata suruhan suzy juga.

“mi chan-ah kakiku terkilir.”rengeknya.

“nona gomawo sudah menolong temanku. Biar aku saja yang memapahnya. Aku akan membawanya ke ruang kesehatan kampus (?).” ujar mi chan.

“oh ne…” balas so eun.

“nona terimakasih.” ujar ga in lalu pergi di bantu mi chan.

So eun hanya tersenyum lalu melihat jam tangannya.

“sebentar lagi dia keluar.” gumam so eun masih berdiri di sana.

Pada saat itu, cepat-cepat suzy menjatuhkan pot ke arah so eun yang masih berdiri tepat di bawahnya.

“so eun-ssi awas !” teriak il woo yang melihat pot yang di jatuhkan ke arahnya.

So eun menoleh melihat il woo dengan bingung. Tapi il woo berlari dengan cepat ke arahnya. Il woo menarik tangan so eun cukup kuat sehingga ia berada di pelukan il woo.

 

Braaakkk

 

“aish gagal !” kesal suzy lalu segera pergi.

 

Pot bunga itu jatuh dan hancur berkeping-keping di dekat mereka. So eun melihat dengan terkejut sementara il woo melihat ke lantai tiga, ini seperti yang disengaja pikirnya.

Kim bum lagi-lagi menyaksikan pemandangan yang tidak ia suka. Belum juga rasa kesalnya pulih sepenuhnya, sudah ada sesuatu yang membuatnya semakin kesal. Mungkin marah?. Sudah dua kali ia melihat il woo menolong so eun. Bahkan sekarang dalam situasi berpelukan? Cih kekesalan kim bum sudah naik di ubun-ubun. Dia saja belum pernah memeluk so eun. Mungkin?

So eun menjauhkan tubuhnya, jelas terlihat dari wajahnya masih kaget. Membayangkan bagaimana jika il woo tidak segera menariknya mungkin ia sudah tertimpa pot itu.

“gwaenchana?” tanya il woo.

“ah ne gwaenchana. Il woo-ssi jeongmal gomawo.” ujar so eun sambil tersenyum.

“jika tidak ada kau mungkin pot itu sudah jatuh berkeping-keping di kepalaku.” lanjut so eun.

“ne untung saja aku melihatnya.” balas il woo.

“sepertinya kau memang penolong. Waktu itu ji bin, bahkan aku sudah dua kali ditolong olehmu.” tukas so eun.

“hanya kebetulan.” balas il woo sambil tersenyum.

 

Kim bum menatap pemandangan yang terlihat akrab itu dengan tajam. Lalu ia pun mengambil ponselnya.

 

Drrrt drrrtt drrrt

Ponsel so eun berbunyi.

 

“ya apa yang sedang kau lakukan?” teriak kim bum.

Sontak so eun menjauhkan ponsel dari telinganya.

aku sudah menunggu di mobil ! Cepat kemari !” teriaknya lagi tak sabaran sambil melihat ke arah so eun dan il woo dari dalam mobil.

“ah ne arasseo. Tidak usah sambil membentak.” jawab so eun.

 

“aishh, dengarkan? Dia tidak sopan.” ujar so eun pada il woo.

Il woo hanya tersenyum, entahlah ia tidak tahu harus berekspresi seperti apa.

“il woo-ssi aku duluan kalau begitu. Lain kali aku akan mentraktirmu karena sudah menolongku. Sekali lagi terimakasih.” ujar so eun.

“aku akan tunggu.” jawab il woo.

So eun pun berlalu meninggalkan il woo. Il woo hanya menatap punggungnya sambil tersenyum.

 

“kenapa lama sekali?” marah kim bum.

“mianhae, tadi ada sesuatu yang terjadi.” jawab so eun.

“aish yasudah jalankan mobilnya !” suruh kim bum.

Selama perjalanan kim bum terus membuang muka ke jendela. Menyadari itu so eun menyernyit bingung.

“aku sudah merubah penampilan. Tapi sepertinya kau masih kesal. Apa jangan-jangan kau kesal karena bukan masalah penampilanku?”tanya so eun.

Kim bum menatap ke arah so eun dengan kesal.

“jangan terlalu dekat-dekat dengan orang lain.” suruh kim bum mengacuhkan pertanyaan so eun.

So eun mengerutkan keningnya.

“wae? Kenapa harus melarangku dekat dengan orang lain? Itu kan hak ku !” protes so eun.

“jika aku sudah mengatakannya turuti saja.” ujar kim bum.

“kau benar-benar aneh.” heran so eun.

“dan…tetaplah gerai rambutmu saat kau bersamaku. Aku lebih suka rambutmu yang seperti ini.” ujar kim bum sambil memerhatikan rambut dan wajah so eun yang sementara so eun sibuk menyetir. Sudah bisa dirasakan pipi kim bum memanas, ia pun kembali memalingkan wajahnya.

“kau yang mengatur-ngatur dan menyuruh-nyuruhku seperti ini seperti aku ini bukan bodyguradmu tapi seperti pembantumu.” ujar so eun.

“wae? Aku ini tuan mudamu. Jadi terserah apa yang aku inginkan.” balas kim bum.

“dulu kau tidak mau dipanggil tuan muda. Tapi sekarang kau sendiri yang mengakuinya.” ujar so eun.

“sudah ku bilang terserah apa mauku.” balas kim bum.

“arasseo arasseo.”

###

 

Malam hari

 

Yoona sedang berjalan pulang sambil berteleponan dengan so eun.

 

“mwo? Benarkah?” tanya yoona.

“ne sikap anak tuan kim ini lama-lama jadi aneh dan menyebalkan.”

“apa kau tidak tanyakan ada apa dengannya?”

“sudah, tapi dia bilang cari tahu saja sendiri. Jika begitu aku tetap tidak tahu apa salahku sampai membuatnya kesal padaku.”

“aneh sekali ya.”

“ne, dia memintaku untuk merubah penampilan dan menyuruhku untuk tetap menggerai rambutku agar ia memaafkanku. Tapi setelah aku melakukannya dia masih terlihat kesal. Bahkan menyurhuku untuk tidak dekat-dekat dengan orang lain. Menyebalkan ! Aku ini kan bodygurdnya bukan pembantunya yang seenaknya dia atur.” oceh so eun panjang lebar.

Yoona masih tetap berjalan sambil memikirkan cerita so eun.

“benarkah? Sikapnya berlebihan juga.”

“ne menyebalkan.”

“tapi jika di pikir-pikir….sepertinya ia mulai tertarik. . . . .” yoona berhenti berjalan saat melihat seseorang berjalan terhuyung-huyung ke arah mobilnya dan dengan susah payah membuka pintunya tapi tidak berhasil.

“tertarik? Tertarik apa?” tanya so eun tak mengerti.

“oh aigooo . . . .”yoona kaget setelah ia tahu jika itu adalah seung gi. Seung gi ambruk di samping mobilnya akibat pengaruh alkohol.

Yoona tak menjawab pertanyaan so eun di telpon dan malah memasukan ponselnya ke dalam tas.

 

eonni? Eonni mendengarku?” tanya so eun.

Tut tut tut

“aish dia memutuskan sambungannya.”kesal so eun.

 

Yoona berlari ke arah seung gi.

“aigoo seung gi-ya gwaenchana?” tanya yoona sambil menepuk-nepuk pipi seung gi.

“eng . . . .” seung gi mengerang lalu memegangi kepalanya, terasa pusing.

Yoona sedikit menahan nafas, seung gi benar-benar bau alkohol. Ia sudah sangat mabuk berat.

“seung gi-ya. . . Ireona !” suruh yoona.

Namun seung gi sudah tak sadarkan diri.

“aish bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?” pikirnya.

Dengan susah payah yoona pun mengangkat tubuh seung gi dan menyangganya. Sudah berkali-kali tubuh yoona ikut terhuyung karena seung gi yang terlalu berat.

“taksi !” teriak yoona saat melihat ada taksi yang lewat.

###

 

“aish benar-benar aneh.” dumel so eun sambil mengambil segelas air putih di dapur.

“seenaknya saja mengatur aku tidak boleh dekat-dekat dengan orang lain.” gerutu so eun lalu meneguk air minumnya.

Kim bum berdiri di depan pintu, mendengar so eun bicara sendiri.

“kau ingin membuatku terus kesal padamu?” tanya kim bum memandang so eun.

So eun langsung menyemburkan minumnya.

“uhuk uhuk…” so eun menatap kim bum dengan kaget.

Kim bum berjalan mendekati so eun.

“sejak kapan kau ada disini?” tanya so eun.

“sejak kau berbicara sendiri dan mengumpat tentangku.” jawab kim bum berdiri di hadapan so eun.

So eun menelan ludah.

“mianhae bukan maksudku seperti itu. Aku hanya heran saja dengan sikapmu. Tidak ada alasan yang jelas kenapa kau melarangku untuk dekat-dekat dengan orang lain.” jelas so eun.

“kau memikirkannya?” tanya kim bum.

“tentu saja. Itu membuatku bingung.” balas so eun.

“kau ingin tahu apa alasannya?” tanya kim bum sambil mendekatkan wajahnya ke so eun. Menatap wajah so eun dengan dekat.

So eun tercekat dengan perilaku kim bum yang tiba-tiba.

“tentu saja. Agar aku tahu dengan jelas.” balas so eun memundurkan tubuhnya. Tapi kim bum menahan lengan atas so eun dengan kedua tangannya.

“benar-benar ingin tahu?” tanya kim bum sambil memamerkan senyumnya.

So eun merasa sekujur tubuhnya panas sedekat ini dengan kim bum. Nafasnya tercekat apalagi setelah kim bum tersenyum dan semakin mendekatkan wajahnya. Seperti akan menciumnya? Sepertinya begitu.

“oh. . . . .aku kira di dapur tidak ada tuan muda.” ujar bibi shin.

Sontak so eun mendorong kim bum dan kim bum melepaskan tangannya yang memegang lengan atas so eun.

“josonghamnida.” bibi shin segera pergi meninggalkan mereka sambil tersenyum penuh arti.

So eun merasakan kini detak jantungnya yang berdetak cepat, aura kim bum yang tadi sedekat itu dengannya sama percis dengan aura yang ia rasakan saat pemuda yang waktu itu yang memeluknya.

“ekhem sepertinya kau tidak perlu tahu.” ujar kim bum lalu segera pergi. Sebenarnya kim bum tidak ingin memperlihatkan wajah gugup dan merahnya atas apa yang ia lakukan barusan pada so eun. Kim bum terlalu terbawa emosi sepertinya.

So eun memegangi pipinya.

“oah. . . .kenapa mendadak panas?” so eun kembali mengambil air minum dan meneguknya.

###

 

Yoona melihat seung gi yang masih tertidur. Kemarin malam yoona terpaksa membawa seung gi ke rumahnya karena bingung harus berbuat apa terlebih seung gi yang sudah mabuk berat.

Yoona memandangi wajah seung gi dengan iba, teringat akan perkataan-perkataan seung gi kemarin meracau pengaruh mabuk.

 

“abeoji, aku membencimu !”

“kenapa kau melakukan semua ini padaku dan juga pada eomma? Kau malah pergi dengan wanita lain.”

Seung gi sedikit mengerang.

“tapi beruntunglah eomma adalah sosok ibu yang tegar, bisa mengurusku hingga menjadi sekarang ini. Walaupun sikapku agak mengecewakannya selalu bermain dengan wanita. Itu karena aku membencimu abeoji makanya aku seperti ini !” racau seung gi.

“setelah lama kau menghilang, lalu kau memintaku untuk bertemu? Cih tidak tahu malu sekali. Kau tidak pantas menjadi ayahku.”

 

Yoona tersenyum iba mengingatnya. Sekarang ia tahu kenapa seung gi menjadi playboy dan sering bergonta ganti pacar. Berkencan dengan banyak wanita. Dan yang membuatnya mabuk seperti ini karena kemarin habis bertemu dengan ayahnya.

“seung gi-ya ternyata nasibmu miris sekali.”gumam yoona.

Seung gi mengerang lalu memegangi kepalanya. Terasa pusing. Perlahan seung gi membuka kedua matanya. Melihat bayang-bayang wajah seseorang yang ada didekatnya.

“seung gi-ya kau sudah sadar, gwaenchana?” tanya yoona.

Seung gi masih belum bisa melihat dengan jelas. Masih remang-remang.

“dimana aku?” tanya seung gi.

“di rumahku, kemarin kau mabuk berat.” jawab yoona.

Seung gi membuka matanya lebar-lebar.

“n…noona?” kaget seung gi.

###

 

Suzy melihat so eun yang baru datang untuk menjemput kim bum. So eun terlihat sedang memperhatikan ponselnya, tentu saja untuk mengetahui keberadaan kim bum melalui ponsel.

“dia orangnya” ujar suzy pada dua perempuan, bukan mi chan dan ga in tapi wanita yang berbeda. Kedua perempuan itu disuruh suzy untuk berpura-pura tak sengaja menubruk so eun.

“dapatkan nomer ponselnya !” perintah suzy. Dua perempuan itu mengangguk mengerti.

Salah satu dari perempuan itu sengaja mengaitkan kakinya ke kaki so eun saat melewati so eun agar so eun terjatuh, dan yang satunya lagi pua-pura tak sengaja menubruknya.

Bruuukkk

Ponsel so eun jatuh dan cukup terkejut karena ada yang menubruknya.

So eun terjengkang karena tubrukannya cukup keras dan hampir membuatnya terjatuh. Tapi dengan sigap salah satu dari mereka membantu so eun.

“ah nona mianhae….”ujarnya.

“oh ne gawaenchana…..” jawab so eun.

Sementara yang satunya lagi sedang sibuk mengotak-atik ponsel so eun tanpa so eun sadari.

“dapat….” Perempuan itu mencatat nomor ponsel so eun dengan cepat.

“nona ponselmu terjatuh.” Ujarnya lalu memberikannya pada so eun.

“oh ne gomawo…..” ujar so eun.

“nona kami minta maaf sekali lagi. Kami tidak sengaja. Kami sedang buru-buru.” Ujar wanita itu lalu buru-buru pergi.

So eun hanya memandang aneh pada dua perempuan itu tapi ia tidak peduli.

Suzy tampak tersenyum. “yang kali ini pasti akan berhasil.” Ujarnya.

—————

 

Tak lama So eun merasakan ponselnya bergetar. Ada satu pesan masuk yang tidak ia kenal. So eun pun membacanya.

 

Aku tunggu di gedung kolam renang di lantai 2, awas saja jika tidak datang !

(kim beom)

 

So eun menyernyitkan keningnya.

“kim beom? Apakah ini nomor ponsel barunya? Ada apa menyuruhku ke gedung kolam renang?” pikir so eun.

——-

 

Il woo baru keluar dari perpustakaan yang ada di lantai 2. Tak sengaja ia melihat so eun berjalan sendirian sambil celingak-celinguk. Il woo memperhatikannya sampai so eun masuk ke dalam ruangan tempat renang.

Kening il woo mengerut.

“kenapa so eun masuk ke sana?” heran il woo lalu mengikutinya.

 

So eun celingak-celinguk mencari kim bum. Sejenak pandangannya beredar.

“woah kolam renangnya luas sekali.” kagumnya melihat dua buah kolam renang. So eun pun berjalan dan mengedarkan pandangan untuk mencari kim bum. Tapi tidak ada siapa-siapa disini.

“aish dimana anak tuan kim ini?” tanya so eun masih celingat celinguk.

“sebenarnya ada apa menyuruhku kemari? Aneh.” pikir so eun tak sadar jika ia sudah berdiri di pinggir kolam renang.

So eun merogoh ponselnya untuk menghubungi kim bum.

byuurrr

Tiba-tiba ada seseorang yang mendorongnya dari belakang sehingga ia terjatuh ke dalam kolam, untung saja ponselnya hanya terjatuh di lantai tepi kolam #nah loh?

Sial ! So eun tidak bisa bernafas. So eun tidak bisa berenang !

Suzy tersenyum evil melihat so eun yang meronta-ronta tak bisa berenang. Berkali-kali so eun tenggelam dan muncul lagi ke atas.(bayangin aja orang yang ga bisa berenang kaya gmana ! Susah ngejelasin dlm kata2 haha)

Suzy tersenyum sinis lalu segera pergi sebelum ada yang melihat perbuatannya.

So eun berusaha meminta tolong, ia mengacung-acungkan kedua tangannya ke atas siapa tahu ada yang melihatnya. Tapi sia-sia karena di sana tidak ada siapa-siapa. Sudah banyak air yang terminum oleh so eun, ia benar-benar tidak bisa bernafas.

“siapa saja tolong aku !” batinnya.

Gelembung-gelembung udara yang berasal dari mulut dan hidung so eun perlahan menghilang, tubuh so eun melemah, sekarang ia tidak kuat untuk bergerak.

“s . . . .so eun-ssi? So eun-ssi !!!” teriak il woo panik saat ia melihat so eun yang tenggelam.

“il woo?” tanya so eun dalam hati dan semuanya pun menjadi gelap.

Tanpa basi-basi ia pun berlari dan menceburkan diri ke kolam untuk menolong so eun.

———–

 

“aish. . . . .kenapa tidak diangkat? Ada dimana dia?” kesal kim bum saat mencoba menghubungi so eun.

Kim bum pun iseng-iseng membuka aplikasi untuk mengetahui keberadaan so eun.

“ini. . . . .ini ruang musik lalu ini. . . . .kolam renang? Ponselnya ada di kolam renang berarti dia juga ada disana. Aish sedang apa dia disana?” pikir kim bum.

———

 

Il woo mengangkat so eun ke tepi kolam. Bajunya sudah basah sempurna.

“so eun-ssi ! So eun-ssi ireona !” ujar il woo sambil menepuk-nepuk kedua pipi so eun.

So eun belum sadarkan diri, ia masih pingsan, sudah sangat kekurangan oksigen.

“so eun-ssi pali ireona !” il woo semakin khawatir.

 

Kim bum masuk ke dalam ruangan kolam renang(ya apalah namanya hahaha). Saat ia berada di depan pintu ia melihat il woo yang sedang berusaha membuat seseorang sadar, terus menepuk-nepuk pipinya dan mengguncang-guncang bahunya.

Mata kim bum membulat.

“kim so eun?” pekiknya, tak sadar jika ini adalah pertama kali ia menyebut nama so eun. Lagi-lagi il woo yang menolong so eun bukan dirinya.

Kim bum berjalan cepat dengan langkah lebar menghampiri mereka.

“kau ingin membuatnya mati?” bentak kim bum lalu berjongkok. Il woo kaget mendapati kim bum datang kemari.

“minggir !!!” bentaknya sambil mendorong bahu il woo agak kasar sampai il woo hampir terjengkang. Il woo tersentak dengan sikap kim bum.

Tanpa aba-aba kim bum langsung mendaratkan bibirnya memberi nafas buatan untuk so eun (anggap aja ciuman secara tidak langsung wkwkwk).

So eun masih belum bernafas. Kim bum kembali memberikan nafas buatan, menyalurkan nafas dari mulutnya.

So eun masih sama. Kim bum menarik nafas sekuat-kuatnya, berusaha mengambil oksigen dengan banyak lalu di salurkan lagi pada so eun.

“ya. . . .ireona ! So eun-ssi ireona !” kim bum mengguncang-guncangkan bahu so eun.

Sekarang ia benar-benar merasa khawatir padanya. Il woo hanya menatap saja, ia diam. Tidak berani berbuat apa-apa setelah kim bum membentaknya.

Kim bum menghirup banyak oksigen lalu memberikan nafas buatan lagi.

“so eun-ssi ireona !” ujar kim bum agak pelan karena ia cukup lelah memompa (?) oksigen.

“uhuk . . . .uhuk. . . .”so eun terbatuk dan memuntahkan banyak air. Melihat itu kim bum merasa lega begitu pun il woo.

“ya gwaenchana?” tanya kim bum.

So eun membuka matanya dan terlihat remang-remang.

“kim bum?” ujarnya pelan.

 

TBC

Kepanjangan ya? Mianhae author lagi semanget-semangetnya ni hahahaha, mianhae juga hubungan seungyoon belum ada tanda-tanda gimana gitu hahaha apalagi hubungan jung il woo jung so min. Dan sangat apalagi suzy sm soo hyun hehe. Saya lagi mikir-mikir lagi cerita yang pas buat mereka.

Yaudah kalo udah baca KOMEN ya ! GOMAWO

38 pemikiran pada “BABY FACED BODYGUARD PART 10

  1. Kasian s0eun tanpa tau alesan’a d juTekin kimbum. . .
    Hahaha. . .
    Ilwoo emang guardian’a s0eun. . .
    Kya kimbum kasih nafas buatan buat s0eun. . Lumayan lah walaupun itu ciuman ga langsung. .pengen’a sih langsung ajj. . Hehe
    *reader yadong*
    Tdi’a aq pikir ilwoo yg bkalan ngasih nafas buatan. .
    Tpi untUnglah itu s0eun. . .
    Aq mampir ke part.11 dlu yaw. .

  2. author aku hadir untuk absen komen kekekeke
    kim bum jutek bgt kl bete hahaha lucu, thor kl bsa moment bumsso nya diperbanyak yg couple lain diperdikit aja ya *ngatur hehehe

  3. Sukkaaa kerennn daebak .. Kasian bum termakan api cemburu hihih soeun blum saadar nih kalo Bum tuh Cinta sama kamu kekeke~
    Issh teteh author tiap baca adegan wajah Bum deket sama wajah Soeun ga jadi mulu Kisseu~nya hahaa 😀 #yaddong *abaikan*
    ehh ternyata Eonnie-ku pengertian banget akhirnya Bum nyium soeun secara tidak langsung hahhaay
    lanjut baca ya Teh ^^

  4. Ahaha! So eun blm nyadar kalo kimbum suka ama dy.. Kimbumnya jg sih aneh..
    Btw.. Aku pengen ngurung suzy di lemari.. Sebel bgt sch..

  5. Wuaaa c-reeennnn daebakkk eoonie…
    Mianhaee ea yuly bru bsa bca..wuaaa Bumm…cckkkkkk..mmemag mncri..cri ksemptan dlam ksmpitannnnn..wuaaa syiekkk bggettt so eun eoonie n d cium ma Bum…#plak**jdi ngri….**ingt umr yuly……..heeee……
    Eoonie kog yuly n stiap kmen D with my Fans g’ bsa2 ea……yuly jdi bggungg nie…Mianhae ea d FF eoonie yg itu yuly jdi SIDER heeeeee………XD tpi daebakk bggett tc FF Bum n Bnar2 dech…..heeeeee….lnjutttttttt…..

  6. kya.a il woo jdi malaikat penolong.a so eun aj deh hehehe, knp kim bum pasti dtg pas il woo udah nolongin so eun? Cba kim bum dluan yg dtg dri pda il woo 😦

  7. ilwoo baik sekali,,, apa dia masih suka pada soeun??? sedang kimbum juga sudah menyukai soeun,, siapa yang akan mengalah dari keduanya yach??? penasaran nich,,,,
    kimbum cemburu pada ilwoo karena selalu datang tepat waktu menolong soeun kekekekeke

  8. Makin keliatan aja klo Bum Suka sm Sso..
    Ooops..tenang Bum, km uda pernah peluk Sso kok…apalagi skrg km uda berhasil kisseu Sso nya Bum, yaa wlopun Sso lg ga sadar ttp aja kan kisseu…kekekekek….

  9. ckckck ampun dah suzy segitunya, tp ga apa2 juga sih.. berkat suzy kan bum jd tambah cemburu tuh soalnya tiap kejahatan yg direncanakannya selalu gagal krn ada sang hero yaitu il woo dan ini sukses bikin bum tambah panas…

    tp kan bum akhirnya dpt juga nolongin sso, huwah tanpa ba bi bu lgsg kasih nafas buatan kekeke~~

    part ini kocak bgt ama kebetean bum yg makin menjadi, kalo aku jd sso juga bakal bingung haha

    yg didapur itu almost ya tp gagal deh gegara kemunculan bibi shin, dan bibi shin udh dua kali tersenyum penuh arti hihi…
    org tua emang lbh peka :v

    utk seungyoon bagiku udh ada langkah lbh maju, frekuensi pertemuan mereka udh lumayan sering meski seunggi selalu bawa cewe2 berbeda .. dan skrg yoona udh tau sedikit ttg seunggi, kenapa dia jd playboy.. yah menurutku ini kemajuan haha..
    tinggal seunggi nya aja ntar semoga bs cepet insyaf, org kayak gini cocok kok dapetin noona hihihi

Tinggalkan Balasan ke Nurani Batalkan balasan